Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Sajak nestapa

Sajak Nestapa Karya: S.rhma wulandari Sajak demi sajak aku rangkai Imajinasiku tak pernah menua Entah bait mana yang menjadi inspirasi Jiwa ini raga ini tak pernah berhenti Jari jemari ini mulai menari Dibawah alunan syair yang syahdu Sebuah nama yang menggetarkan Aku terdiam, menatapnya lirih Dia menggenggam jari jemari lentikku Beradu dalam nestapa Permatanya jatuh berlinang Bibirnya kelu   untuk berucap Aku terdiam, tak mampu beranjak Sungguh ini sebuah Rindu... Yang tak terungkap, menjadi misteri didalam dada Dia memeluk tubuh mungil ini,menggenggam lebih erat jemari Bibirnya mulai mengucap lirih, Aku mencintaimu... Pipi ini mulai mengembang, mengubah nestapa hati Ini sajak ku sajak nestapa penuh kerinduan Sajak lebay yang penuh ketulusan Ini sajak ku, untukmu wahai nestapa hati

Permata dunia

                                               Permata dunia Karya: S.rhma wulandari Kilau cahaya menyilaukan bumi Embun permata menetes membasahi bumi gersang Pagi nan indah malam penuh kesyahduan Tajamnya senyum itu bagai permata Berkilau, tak ternilai harganya Dia dilahirkan didunia untuk sebuah keindahan Terpampang penuh keelokan Malaikat bergumam berdecak penuh kekaguman Wanita yang menghabiskan waktunya bersama ku Rambutnya kini memutih, badannya mulai lunglai Senyumnya tidak semerkah dahulu Dia wanita luar biasa sosok permata bernilai indah Kusebut ia permata dunia Kakinya mulai berat melangkah, tak sekuat dulu saat ia masih menopangku Matanya yang bening kini tak setajam dulu Kecantikannya mulai dimakan waktu Ia berikan semuanya kepadaku Rambutnya yang indah, badannya yang indah bak gitar spanyol , Rekah senyum manisnya,Kakinya yang kokoh,mata indahnya Kini semuanya milikku Ia bidadari bak permata dunia Semangatnya ya

Fatamorgana

Fatamorgana Karya: S.rhma wulandari Merangak, Meraih Impian melalui kefanaan Pemimpi yang penuh realita Sejuta harapan terukir dikesulutan kota Memandang sinis dunia tanpa menyalahi Masa depan... Masih disini kokoh berdiri diterpa angin-angin Badai menghampiri seakan ingin merobohkan Senyum penuh kekhusyukan Berfikir cadas tentang kejamnya dunia Melangkah.... Siapa yang tahu ketika diri ini roboh Impian, Harapan dan cita-cita beradu Siapa yang peduli? Ketika diri ini di injak, dicaci oleh kefanaan Mereka yang katanya sahabat Melalang buana dinegeri buangan bagai sampah berharga tinggi Menikmati segala hiruk pikuk kesulutan kota Tanpa memikirkan besok makan apa? Aku masih berdiri bagai gembel yang ditendang arus globalisasi Melihat mereka meringis, menyeringai, membuang muka Siapa aku ini? Pemulung awam yang mempunyai berjuta impian,harapan , cita-cita